x lingkaran.net skyscraper
x lingkaran.net skyscraper

Viral Istilah Fenomena Rojali dan Rohana di Mal, Apa Maksudnya?

Avatar Redaksi

Ekbis

Lingkaran.net - Belakangan ini, publik media sosial sedang dihebohkan dengan fenomena “Rojali” dan “Rohana” yang marak jadi perbincangan. Dua kata itu menjadi pembahasan hangat para pengguna TikTok, X (Twitter), dan Instagram. 

Istilah yang awalnya hanya lelucon di media sosial ini ternyata menyimpan cerminan realitas baru dalam perilaku konsumen masa kini.

Apa yang awalnya muncul sebagai guyonan ringan, kini justru menjadi bahan diskusi menarik, bahkan menyentuh sisi sosiologis dan psikologis dalam interaksi jual beli.

Fenomena "Rojali" dan "Rohana" dikaitkan dengan kondisi ekonomi sosial di tengah-tengah masyarakat. Istilah ini dipakai untuk menandai perubahan atau pergeseran pola perilaku konsumen. 

Lantas, apa itu definisi dan bagaimana asal usul istilah "Rojali" dan "Rohana" simak ulasannya berikut ini. 

Definisi Rojali dan Rohana

Fenomena rojali dan rohana menjadi perbincangan hangat. Rojali dan rohana merupakan sebuah akronim. 

Rojali merupakan singkatan dari "rombongan jarang beli", sedangkan rohana adalah "rombongan hanya nanya". Dua istilah ini digunakan oleh para pedagang untuk menggambarkan perilaku sekelompok calon pembeli yang datang bergerombol tanpa membeli apa pun.

Kedua istilah dipakai untuk menggambarkan sebuah fenomena pengunjung mal yang datang, tetapi hanya untuk melihat-lihat dan bertanya-tanya, tanpa bertransasksi. 

Asal Usul Rojali dan Rohana

Istilah ini mulai populer di media sosial sejak beberapa tahun terakhir, dan belakangan kembali mencuat. 

Munculnya lagi istilah ini seiring dengan semakin banyak pedagang yang mengeluhkan pengunjung semacam ini. 

Fenomena dilabelkan kepada pengunjung mal. Mereka hanya datang, ramai, mencoba atau memegang barang dagangan. Tidak jarang juga menawar, tetapi pada akhirnya tidak membeli. 

Banyak yang mengaitkan munculnya fenomena ini sebagai dampak melemahnya daya jual beli di masyarakat, terutama pada kalangan menengah ke bawah. Namun, beberapa juga menilai ini merupakan bagian dari perubahan gaya belanja masyarakat, terutama setelah era digital dan maraknya belanja online.  

Konsumen ingin melihat banyak pilihan terlebih dahulu, membandingkan harga, bahkan sekadar melihat-lihat tanpa niat membeli.

Terlepas dari itu, fenomena rojali dan rohana adalah cermin dari dinamika sosial ekonomi di era modern.

Artikel Terbaru
Kamis, 25 Des 2025 22:32 WIB | Umum

Presiden PKS: Kader PKS Itu Ujung Tombok dalam Setiap Bencana

Lingkaran.net - Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf menegaskan bahwa kader PKS merupakan kekuatan utama dalam kerja-kerja kemanusiaan. Dalam setiap bencana, kader ...
Kamis, 25 Des 2025 09:20 WIB | Umum

Lengkap UMK Jatim 2026: Surabaya Tertinggi, Ini Daftar Gaji 38 Daerah

Lingkaran.net - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) resmi menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2026 untuk 38 kabupaten/kota di seluruh ...
Rabu, 24 Des 2025 19:28 WIB | Umum

Pemprov Jatim Imbau Kepala Daerah Tak Gelar Pesta Tahun Baru 2026, Ini Alasannya

Lingkaran.net - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memilih menyambut Tahun Baru 2026 tanpa perayaan besar. Pemprov Jatim bahkan mengimbau seluruh bupati ...