x lingkaran.net skyscraper
x lingkaran.net skyscraper

Kenaikan PBB Bisa Picu Konflik Sosial, DPRD Jatim Ingatkan Pemda

Avatar Alkalifi Abiyu

Ekbis

Lingkaran.net - Gelombang demonstrasi di Pati, Cirebon, Bone, dan Singkawang menjadi alarm penting bagi pemerintah daerah di seluruh Indonesia, termasuk Jawa Timur.  

Anggota Komisi A DPRD Jawa Timur, Freddy Poernomo, mengingatkan Pemprov Jatim dan 38 kabupaten/kota untuk peka terhadap persoalan rakyat, terutama kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). 

Menurut Freddy, aksi protes yang terjadi di berbagai daerah bukanlah fenomena sporadis, melainkan bagian dari persoalan struktural. Ia menilai kebijakan fiskal pasca-berlakunya UU No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (HKPD) membuat daerah terdorong menaikkan PAD demi mendapatkan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang lebih besar dari pusat. 

“Semakin tinggi PAD yang dipungut, terutama dari PBB, semakin besar pula dana transfer dari pusat. Inilah politik fiskal wortel dan tongkat versi baru,” ujar Freddy di Surabaya, Kamis (14/8/2025). 

Freddy menjelaskan, tidak semua daerah memiliki sumber daya alam seperti tambang atau ladang migas. Di banyak wilayah yang miskin SDA, PBB menjadi urat nadi PAD. Akibatnya, kenaikan PBB bukan lagi pilihan, melainkan jalan terpaksa demi menjaga aliran dana dari pusat. 

Ia mengkritik kebijakan pemerintah pusat yang dianggap dingin dan tidak mempertimbangkan kondisi di lapangan. “Menaikkan PBB di daerah miskin berarti memungut pajak dari kantong yang sudah kosong,” tegasnya. 

Politisi Golkar ini menilai, jika pemerintah pusat serius mencari solusi tanpa membebani rakyat kecil, opsi yang bisa dipertimbangkan adalah pajak kekayaan. Ia mencontohkan Inggris yang pernah memungut 10Úri kekayaan orang superkaya untuk menyelamatkan fiskal negara. 

“Hasilnya, bukan hanya kas negara selamat, tapi aset mati dijual, modal mengalir ke sektor produktif, dan ekonomi kembali bergerak,” ungkapnya. 

Menurut Freddy, keberanian memajaki kekayaan besar adalah ujian moral dan kepemimpinan. Pajak yang adil, katanya, bukan hanya soal angka, tetapi juga soal keberpihakan. 

Ia menegaskan bahwa membebani rakyat kecil dengan PBB demi menambal APBN adalah resep konflik sosial yang sulit dihindari.  

Pemerintah daerah, sebagai pelaksana otonomi daerah, tetap harus memikul beban anggaran tinggi tanpa mengorbankan kesejahteraan warga. 

“Kita bisa berdebat soal teknis dan risiko, tapi yang pasti, kebijakan PBB yang memberatkan hanya akan memicu gelombang protes yang tak selesai di jalanan,” pungkas Freddy Poernomo.

Artikel Terbaru
Kamis, 25 Des 2025 22:32 WIB | Umum

Presiden PKS: Kader PKS Itu Ujung Tombok dalam Setiap Bencana

Lingkaran.net - Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf menegaskan bahwa kader PKS merupakan kekuatan utama dalam kerja-kerja kemanusiaan. Dalam setiap bencana, kader ...
Kamis, 25 Des 2025 09:20 WIB | Umum

Lengkap UMK Jatim 2026: Surabaya Tertinggi, Ini Daftar Gaji 38 Daerah

Lingkaran.net - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) resmi menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2026 untuk 38 kabupaten/kota di seluruh ...
Rabu, 24 Des 2025 19:28 WIB | Umum

Pemprov Jatim Imbau Kepala Daerah Tak Gelar Pesta Tahun Baru 2026, Ini Alasannya

Lingkaran.net - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memilih menyambut Tahun Baru 2026 tanpa perayaan besar. Pemprov Jatim bahkan mengimbau seluruh bupati ...